Koleksi potongan jari tanda kesetiaan pada organisasi yakuza, jari yang di potong manis dari tangan sebelah kiri. |
Yakuza, sebuah sebutan untuk organisasi bawah tanah di Jepang. Organisasi dunia hitam ini sudah lama malang melintang di kota-kota besar di Jepang seperti Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto dll. Hingga pada 1970an mereka jarang terekspose oleh media terutama dalam bisnis yang legal.
Kata Yakuza sendiri sebenarnya adalah sebutan untuk kartu yang bernilai paling kecil dalam permainan judi populer di Jepang. Di Indonesia bisa disamakan dengan kartu dimpil dalam kartu judi China di Jawa, yang populer dengan Cap Ji Kia beberapa tahun yang lalu.
Yakuza lalu digunakan dalam pergaulan sehari-hari untuk menyebut para penjudi, pemeras, pencuri dan para pejabat kelas teri. Mereka yang beroperasi di wilayah yang lemah pengawasan hukumnya termasuk di pelabuhan dan pinggiran kota. Mereka preman yang independen, bahkan mereka tak termasuk dalam kelompok eta, kasta terendah dalam sistem keagamaan Jepang.
Dalam perkembangan selanjutnya, para yakuza ini kemudian menjadi sebuah kekuatan yang mandiri. Malah ada sebagian masyarakat Jepang merasa sangat "beruntung" memiliki sindikat-sindikat semacam yakuza ini.
Dalam sejarah masyarakat Jepang kemudian membentuk cikal bakal yakuza. Setelah perang saudara th 1604 yang dimenangkan Tokugawa dan masa damai berlangsung. Keadaan ekonomi mulai berangsur pulih dan pasar terbentuk, urbanisasi meningkat. Jumlah kelas pedagang pun bertambah besar dan kemakmuran di depan mata. Ada kelompok yang tersingkir pada masa ini, yaitu kelas samurai yang dahulunya merupakan pelaksana kekuasaan baik militer maupun jabatan sipil. Para samurai ini mengalami ketertinggalan dan menjadi miskin.
Sebagai warga yang hanya tahu memainkan pedang, para samurai ini enggan bekerja di sektor produksi. Mereka terlanjur bangga dengan prestisenya sebagai pelaksana kekuasaan politik. Mereka punya gengsi, semboyan mereka adalah bushi wa kuwanedo taka-yoji, yang berarti "meski samurai tidak makan, tusuk giginya tetap dipegang tinggi-tinggi". Mereka pun kemudian terjerat utang pada lintah darat.
Ada juga sebagian dari mereka yang bergabung dengan kelas para pedagang, yang kian makmur sejalan dengan berubahnya kampung-kampung besar seperti Osaka dan kota-kota istana seperti Edo (Tokyo) dan Nagoya menjadi pusat perkotaan yang ramai. Sebagian lainnya bekerja di kantor-kantor pemerintah sipil atau bidang pekerjaan yang lain.
Para kabuki-mono - sebagian besar merupakan samurai dengan kondite bagus - mendapatkan diri mereka terjebak dalam kondisi sosial yang rapuh ketika Jepang mulai bersiap menghadapi periode isolasi 200 tahun. Peluang yang mereka raih di luar kekerasan : perkelahian, perampokan, dan teror sangat kecil. Banyak yang lantas menjadi ronin, samurai tanpa tuan dan tanpa penghasilan yang terpaksa mengembara dari tempat ke tempat lain.
Bagi para ronin, kehidupan seperti itu bukan pengalaman baru. Dahulu, jika majikan mereka kalah dalam pertempuran, mereka berubah menjadi bandit, merampok siapa saja yang mereka temui di jalan.
Mitos yakuza dengan etika bushido, setia pada tugas walau harus mati, pun mulai muncul pada menjelang akhir zaman Tokugawa. Pada saat itu sendi-sendi masyarakat mulai goyah akibat banyaknya penyelewengan dan korupsi yang dilakukan oleh kombinasi pejabat dan pedagang. Para yakuza kemudian sering digambarkan dan dikhayalkan sebagai Robin Hood. Yang memerangi orang kaya dan penguasa untuk menolong orang miskin dan lemah.
Sepak terjang yakuza lalu menjadi bahan untuk cerita-cerita rakyat, sandiwara, dan di kemudian hari bahkan menjadi tema film buatan Jepang juga Hollywood. Pada akhir abad 19, bagi kalangan rakyat kecil, dimpil dari Jepang ini kurang lebih sudah menjadi aset untuk melawan ketidak adilan tanpa batas yang terjadi.
Namun yakuza sekarang ini bukanlah berasal dari para ronin. Mereka adalah machi-yakko, pelayan kota, yang justru menjadi musuh ronin atau hatamoto-yakko, pelayan shogun.
Kegiatan para yakuza boleh dibilang sama, jika tak lebih hebat, dengan sindikat-sindikat lainnya seperti Mafia dan Triad. Di Jepang, Yamaguchi-Gumi konon menguasai jaringan perdagangan obat bius, perjudian, pelacuran, bisnis jasa pemerasan dan tagihan utang "debt collector", yang beromzet sampai trilyunan yen. Selain itu, mereka juga bergerak di sektor lahan yasan dan berbagai lembaga ekonomi. Yakuza sudah merupakan bagian dari sistem keseimbangan masyarakat Jepang yang modern dan bersikap netral terhadap kejahatan. (dari berbagai sumber)
YAKUZA
Reviewed by seno
on
00:18:00
Rating:
kalau inget kata YAKUZA, ane jadi inget film jackie chan :)
ReplyDeletebanyak tatonya yach sobat??
ReplyDeletewah jadi baru mengenal yakuza, makasi infonya
ReplyDeleteTato memenuhi badan, seperti pakai baju seragam.....
ReplyDelete@ Terimakasih semua
ReplyDeleteTatonya bikin merinding... serem banget
ReplyDeleteyakuza dulunya t6entara bayangan yang mengabdi pada shogun tertentu, karena kekalahan kerajaan akhirnya mereka membuat kelompok tersendiri dan menjadi pembunuh bayaran. makasih, posting yang bagus dan sangat berguna. salam persahabatan blogger dan ditunggu kunjungan baliknya di blogonol
ReplyDeletekok di film2 karakter Yakuza digambarkan bengis dan jahat yah
ReplyDeleteKlo di indonesia apa ya namanya?
ReplyDelete@andi rasida=> kalau di indonesia mungkin mirip arahnya ke kelompok tertentu, misalnya partai politik? atau ormas ttt? kayaknya, hmm ????
ReplyDeletebiuh, itu tato asli atau gambar aja...
ReplyDeletengeri lihatnya hihihi
mantab infonya mas, kalau gak salah zakuya ini mempunyai kekuatan genk sendiri dan berdiri dinegara adidaya amerika sana ya?
ReplyDeleteyakuza setipe dengan mafia atau triad..trs miirp juga dengan Ninja yg bisa harakiri getu juga gak?
ReplyDeleteNgeri lihat tato sekujur tubuh getu
harakiri itu bukannya bunuh diri ya ?
DeleteGood good infonya, sekarang yakuza masih eksis gak ya, btw mas, saya mau tanya nih memangnya ciri yakuza itu tatoan dan celananya emang kayak gitu?
ReplyDeleteSaya pernah bertanay pada sahabat saya yang kebetulan sedang bekerja disana dan lumayan lama menetap disana bahwa untuk ornag jepang mereka sangat berhati2 sekali bahkan sampai menghindar untuk memulai pembicaraan yang berkaitan dengan Yakuza ini...
ReplyDeleteBaru tahu aku dengan organisasi Yakuza dijepang. ternyata begitu yah organisasinya...
ReplyDeletetatonya sereem mas...!!
ReplyDeleteKayaknya Yakuza di Indonesia itu ya partai-partai politik itu? hehe...sory kalau ada yang jadi anggota parpol nih...???
ReplyDeleteHmmm.... Yakuza, namanya nyentrik juga, yaa... sayangnya foto mereka banyak tattonya, jadi saya agak ngeri juga melihatnya.
ReplyDeleteNice share, Brow.. informatif banget deh... salam kompak selalu...
Yakuza memang gangster legendaris
ReplyDelete