Big Bill Thompson |
Dengan kegagalan program reformasi dari Mayor Devers dan bangkitnya Chicago menjadi kerajaan para gangster telah menjadi isu yang signifikan dalam kampanye pemilu 1927. "Big Bill" Thompson dengan sokongan dana dari organisasi kejahatan, mencalonkan diri kembali. Sepertinya para gangster sangat yakin akan dapat meraih kemenangan.
Bagaimanapun, beberapa tanda-tanda kecil pada layar radar, menunjukkan janji-janji untuk memperbaharui kota Chicago tentang peredaran miras ilegal dan Al Capone. Mei 1927, pengadilan tinggi memutuskan terhadap Manny Sullivan, seorang penyeludup miras. Telah melaporkan dan membayar pajak pendapatan dari bisnis penyeludupan miras ilegalnya. Dan tanggapan tentang pembayaran pajak dari bisnis ilegal tersebut adalah tidak melanggar Undang-Undang. Dengan adanya hal dari Sullivan itu, unit kecil penyelidikan dari IRS pimpina Elmer Irey mengarah ke Capone.
Ketidak pedulian dan ketidak tertarikannya mengenai Manny Sullivan dan Elmer Irey, Capone menjadi lebih banyak bepergian dan ekspansif. Ia sangat larut dalam dua hal yang penuh gairah yaitu musik dan tinju. Al menjalin persahabatan dengan Jack Dempsey. Bukannya Al memberi perhatian pada masalah tinju, tapi lebih pada persahabatan yang terjalin.
Selalu menjadi pecinta opera, Capone memperluas citranya ke dunia musik Jazz. Dengan dibukanya Cotton Club di Cicero, Al telah menjadi seorang impresario Jazz. Memiliki daya tarik dan memberdayakan musisi Jazz kulit hitam terbaik pada masa itu. Tak seperti gangster Italia lain, Al tidak nampak memiliki prasangka rasial yang terlalu dalam dan karena itu Al mendapat rasa hormat dari para musisi tersebut. Kemurahan hati dan kepedulian pribadinya menjadi lebih luas pada tiap orang yang bekerja padanya tak peduli hitam atau putih.
Bergreen melukiskan bagaimana Capone menempatkan diri dalam kehidupannya. "Ia mendapat perhatian dari mereka bukan dengan berteriak-teriak, atau karena kekayaannya yang melimpah ataupun mengancam mereka. Meski ancaman phisik selalu datang tanpa henti, tapi Al berusaha menarik simpati publik, memahami apa keinginan dan aspirasi mereka. Dengan membuat mereka merasa beruntung, dan mereka tak akan pelit untuk memberikan kesetiaannya pada Al. Yang juga saling membutuhkan dan memenuhinya. Dalam bergerak di lingkungan yang rawan, hal tersebut menjadi tameng bagi Al dari ancaman kematian.
Sanjungan dan pujian diberikan pada Capone dari orang-orang terlepas dari skandal reputasinya, bahwa ia bukanlah seorang germo ataupun pembunuh.
"Melayani publik adalah motto saya"
Al mengatakan hal tersebut kepada wartawan pada hari Natal.
"90 persen orang di Chicago minum dan berjudi. Saya berusaha melayani mereka, mempersiapkan minuman dan memberi sebuah ruang untuk berjudi. Tapi saya kurang tertarik dengan hal itu. Saya dikenal di seluruh dunia sebagai seorang jutawan." Pemaparannya itu mengakibatkan gangguan pada privasinya. Ketika ia bepergian ke pantai barat, pada tiap stasiun polisi-polisi selalu mengawasinya. Detektif Los Angeles yang terkenal mengatakan
"Kami tak punya tempat disini untuk Capone atau para ganster lainnya yang berkunjung, meski hanya untuk berwisata ataupun tidak."
bersambung disini
AL CAPONE sejarah singkat (15)
Reviewed by seno
on
19:55:00
Rating:
No comments:
Link Video Youtube, Mohon Review...tks
Silahkan di Like jika suka atau Dislike jika tidak suka.
Lihat disini : https://www.youtube.com/user/Gulagola/videos
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAA ..