Banner ads

Menguak peristiwa 'petrus'


Tindak kejahatan yang merebak pada dekade akhir 70an sampai awal 80an di Indonesia, memberikan sebuah ide bagi pemerintah yang berkuasa pada waktu itu untuk mengambil tindakan tegas. Tindakan drastis tersebut dilakukan karena dirasa sudah meresahkan masyarakat. Melalui surat perintah dari Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkokamtib), dan dibawah komando dan pengendalian oleh Presiden Republik Indonesia. Pelaksanaan pemberantasan kejahatan secara masif yang mulanya dilakukan diwilayah Jakarta kemudian diikuti oleh wilayah lain terutama di Jawa. Tindakan tersebut disebut sebagai "Shock Therapy" kepada para pelaku kejahatan yang lain. Dimana para pelaku kejahatan, preman, gali, bromoncorah ataupun residivis diciduk kemudian di-dor.

Pada waktu itu antara tahun 1982 - 1985, banyak ditemukan mayat korban pembunuhan yang mati dalam keadaan terikat dan dengan luka tembak. Mayat-mayat tersebut ditemukan dipinggir jalan, dikebun, tengah hutan, jurang dan banyak lagi. Ada pula yang ditemukan di dekat pemukiman penduduk atau di tempat keramaian. Mayat tersebut ada yang dikenali oleh warga sekitar sebagai preman atau gali terkenal. Masyarakat tak mengetahui siapa pembunuhnya, dari sinilah muncul istilah "Petrus" kependekan dari pembunuhan misterius atau bisa juga penembakan misterius.

Para korban petrus yang notabene dikenal sebagai preman, gali, maupun juga orang bertato (karena banyak korban petrus yang mempunyai tato di tubuhnya) sebelumnya didata terlebih dulu. Pendataan dilakukan dengan berbagai cara baik lewat intel, daftar orang yang pernah dipenjara, dari laporan masyarakat atau pula dari RT/RW setempat dimana para korban petrus tinggal. Ada pula isu yang menarik pada waktu itu bahwa para "calon" korban petrus diajak dan dirangkul masuk menjadi simpatisan dan tim sukses partai Golkar. Mereka diiming-imingi dengan sebuah "perlindungan" untuk memenangkan Pemilu 1982. Para preman dan gali tersebut direkrut sebagai penarik massa agar memilih partai itu dalam Pemilu 1982. Dari daftar yang ada tersebut kemudian digunakan oleh aparat untuk mengidentifikasi siapa calon korban petrus.
Itu terjadi karena memang partai Golkar dekat dengan ABRI waktu itu. Para eksekutor petrus diduga kuat memang anggota militer dibantu pihak kepolisian. Menurut penyelidikan Komnas HAM, pelaku petrus berasal dari aparat militer tingkat Koramil, Kodim, Kodam/Laksusda dan Garnizun serta dikoordinir oleh Pangkokamtib. Sementara peran polisi dan masyarakat sipil terbatas pada pemberian informasi.
Korban petrus menurut keterangan berbagai media dan laporan masyarakat mencapai seribuan orang, bahkan seorang profesor dari Australia, profesor David Bourchier, dalam sebuah buku karyanya " Crime, Law and State Authority in Indonesia ", mengatakan bahwa korban petrus mendekati angka 10.000 orang.
Diantara para korban petrus tersebut ada pula yang salah sasaran. Karena mereka mempunyai tato pada tubuhnya atau karena mempunyai kesamaan nama dan julukan. Masih menurut hasil penyelidikan Komnas HAM yang diumumkan pada awal Juli 2012 kemarin, menyatakan para korban petrus dijemput dirumah masing-masing. Di depan keluarga mereka ada yang langsung ditembak dan sebagian besar dibawa ke "kantor" untuk di interogasi dan disiksa sebelum dibunuh. Untuk yang berada diluar rumah, para korban dijemput di tempat mangkalnya, bagi yang lari akan langsung di-dor.

Banyak daerah yang terkenal sebagai tempat pembuangan mayat korban petrus. Yang dibuang di dekat pemukiman dan tempat keramaian biasanya pada mayat korban petrus diselipkan uang Rp 10.000 sebagai biaya pemakaman. Dan korban lainnya dibuang di hutan, jurang dan luweng atau goa terpencil di daerah Lumajang dan Grubuk, Gunungkidul. Di daerah hutan jati Kabupaten Sumedang dahulu sering juga ditemukan mayat tak dikenal dengan luka tembak.

Ketika pada waktu itu seorang Mentri Luar Negeri Belanda, Van Den Broek yang berkunjung ke Indonesia mempertanyakan mengenai banyaknya penemuan mayat korban pembunuhan misterius. Seorang pejabat tinggi negara menjawab bahwa mereka adalah para korban perang antar geng. Mengetahui bahwa ada perhatian dari dunia internasional tentang maraknya petrus, maka para eksekutor kemudian mengubah cara pengeksekusian korban. Yang pada awalnya menembak mati beralih dengan menggunakan tali yang diikatkan pada potongan kayu sebagai pegangan untuk mencekik korban sampai mati. (sumber : www.hukumonline.com, www.tribunnews.com dan berbagai sumber)
Menguak peristiwa 'petrus' Menguak peristiwa 'petrus' Reviewed by seno on 14:45:00 Rating: 5

65 comments:

  1. wah... sadis ya...

    kenapa harus langsung di tembak mati gitu, seharusnya mah di tindak dg lebih bijak

    ReplyDelete
  2. saya setuju petrus dilakukan kembali sekarang ini, tapi calon di petruskannya harus diselidiki apakah masih bisa dibina atau ngga', kalau ngga bisa mending dipetrus azh sih.
    lebih setuju lagi kalau petrus ini diberlakukan kepada para koruptor, begitu pengadilan menyatakan bersalah, besok atau lusa langsung azh di petrus...biar ngga ada lagi yang berani korup.!!

    ReplyDelete
  3. sebenarnya ane lebih setuju pemerintahan tahun 70an yg tegas.. jadi membuat para penjahat kapok :), terutama koruptor...

    ReplyDelete
  4. wah bener-bener koruptor dah
    haduchh..

    ReplyDelete
  5. sejarah ya,..
    wah,emang agak ngeri2 sedap cerita tentang sejarah zaman dulu ne,
    apalagi nyawa tu,kayak gk da harganya aja,..
    :(

    o iya,ditunggu follback nya y gan,..
    :)

    ReplyDelete
  6. sangt mengerikan..
    salam kenl kembali ya sob?

    ReplyDelete
  7. baru tau saya gan, trim ea skarang bertambah ilmu...

    ReplyDelete
  8. oh ea... bos mau tanya, cara daftar iklan seperti iklan yang warna ijo di samping gimana?? trim kunjungannya di web saya ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tinggal diklik gambarnya sob, gampang kok ... moga sukses

      Delete
  9. Gan Di Tabuh link alamat menuju web saya salah harusnya blogmashanif.blogspot.com tolong perbaikanya

    ReplyDelete
  10. kunjungan petang

    ReplyDelete
  11. kunjungan balik sob....
    preman memang harus dihapuskan,selain meresahkan masyarakat juga menjelekan citra bangsa.

    follow sukses,dan link sobat sudah terpasan di blog saya.
    salam silahturrahmi,salam blogger

    ReplyDelete
  12. kunjungan malam sobat,
    balik lagi neh.

    ReplyDelete
  13. Tipu tipu politik sudah biasa di negri ini

    ReplyDelete
  14. Perlu juga dilakukan lagi PETRUS sob, untuk menmbulkan efek jera.

    ReplyDelete
  15. waktu itu aku ngeri jika ada korban kena petrus

    ReplyDelete
  16. Simpel dan rame pengunjung keren...

    Followers Sukses #62
    Follow Balik ya...

    AKSFULLSHARE.BLOGSPOT.COMa...

    ReplyDelete
  17. saya masih mengalami peristiwa itu, saya pernah menyaksikan mayat yang hanya dibuang dipinggir jalan, biasanya mayat itu ada tatonya. makanya ditempat saya ada nama kali banjir, banjir disini adalah banjir darah.

    ReplyDelete
  18. wah, sejarah nih! keren! sering denger cerita petus dari bapak gue, malah temen2 bapak banyak yang jadi korban.. :0

    ReplyDelete
  19. Hmmmm,,,,memang sejarah selalu mencatat hal yang luar biasa termasuk peristiwa petrus ini,,,

    ReplyDelete
  20. wah koruptor yang sangat keren ,,
    jangan-jangan buyutnya si gayus :D

    ReplyDelete
  21. informasi yang bermanfaat gan.
    menambah pengetahuan ane nih

    ReplyDelete
  22. Peradilan dulu tegas-tegas, tp kenapa peradilan sekarang kok loyo-loyo?

    Peradilan sekarang itu memandang kasta dan tahta. Kuroptor dipenjara 1 tahun, orang nyuri pisang satu tandan dipenjara 15 tahun. Itu fakta.

    ReplyDelete
  23. informasi yang sangat bermanfaat mas.

    ReplyDelete
  24. Shock Therapy yg sukses di tahun 70an,
    layak kah cara ini dilakukan utk para koruptor ?,,,,
    ....hhmmm..yg pasti akan terjadi kontroversi dimana-mana....

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. hukum dulu dengan hukum sekarang beda jauh ya ...? nice post

    kunjungan balik nih sob...?

    ReplyDelete
  27. ngeri ya jaman dulu,,cuma pake tato terus di ciduk n di dor,,,

    ReplyDelete
  28. Kejam dulu masa pemerintahan sehingga orang tidak bisa terlalu bebas seperti sekarang ini.

    ReplyDelete
  29. saat masih kecil,saya pernah dengar ttg petrus ini...suasanya mencekam dan bikin orang2 takut keluar rumah kalau sdh malam hari. Yg pny tato pada di hapus apapun caranya..ada yg pake setrika..ngeri banget

    ReplyDelete
  30. buat sobat yg masih penasaran dgn topik PETRUS, silahkan kunjungi link ini litabm.wordpress.com

    ReplyDelete
  31. namun zaman kini tingkat kriminalitas semakin menjadi-jadi, dan hukum seakan-akan tidak berkutik lagi....apakah kelak akan muncul PETRUS Jilid 2...... entahlah :)

    ReplyDelete
  32. serba salah memang..krinduan masyarakt akan keamanan seperti dulu amat di rindukan...ujung2 nya seperti jmn sekarang ini ..dikit2 pelanggaran HAM... bkn nya tdk boleh..namun juga tdk menjadi lebih tegas..bila itu slalu di sangkut pautkan.. :)

    contohnya jaman prs suharto..orang baru berbisik omongin bom sdh ke ke tangkap..
    nah jaman skrg orang naro bom di lampu merah..aja bisa lenggang jalannya... :)

    ReplyDelete
  33. sekarang dimana orang bebas mengemukakan pendapatnya, gak ada perasaan takut lagi seperti jaman dulu. inilah jaman kita, perbaikan dari masa lalu yg kelam.

    ReplyDelete
  34. artikel yg patut diacungi banyak jempol serta tampilan blog yg sangat serasi dengan tampilan artikel, sungguh membuat pengunjung betah berlama lama disini dan tak heran juga blog ini selalu dibanjiri banyak pengunjung...


    #Salam Sehat Selalu

    ReplyDelete
  35. Benar sekali sob,daerah saya di Jabar bukan satu dua kali saja jadi tempat pembuangan Petrus ini,pasalnya daerahku berbukit dengan jurang-jurangnya yang terjal,membuat strategis untuk pembuangan "mayat dikarungan".
    Saya setuju denga komentar Pak Kades Desa Cilembu,hihi.
    Nice share,thanks ya.

    ReplyDelete
  36. Ngeri ya bila ternyata salah sasaran.Banyak yang mati sia-sia dan tidak berdosa.
    Makasih sudah berbagi,happy weekend and happy blogging.

    ReplyDelete
  37. saya setuju dengan gebrakan petrus, memberantas para preman-preman.. namun perlu digaris bawahi harus benar benar mendapat data akurat dan jelas tidak sampai salah target..

    ReplyDelete
  38. Informasi yang sangat menarik juga sobat, boleh juga utk diketahui.
    terima kasih infonya

    ReplyDelete
  39. hadir untu meramaikan dan menyambungk tali silahturahmi.....

    ReplyDelete
  40. artikel yg sangat bermanfaat sob.........
    nice post...

    ReplyDelete
  41. hadir kembali sobat .sambil membaca artikel n beesilahturahmi di sini :)

    ReplyDelete
  42. terima kasih perkongsian sejarah ini
    mau ditanya , apa maksud 'dor' dan 'petrus' ?
    dan

    diciduk tu maknanya kidnap kah?
    follow sini. follow la momoy jika sudi

    ReplyDelete
  43. dor itu maksudnya shot by a gun dan petrus = penembakan misterius, untuk diciduk = mirip dgn kidnap. thanks

    ReplyDelete
  44. wah sangat mengerikan sekali yah..

    ReplyDelete
  45. Saleum,
    Petrus memang sangat menghantui masyarakat, jadi ingat beberapa waktu lalu diaceh pun ada petrus, ngeri kalau ingin keluar rumah.

    ReplyDelete
  46. sebenerny ok jg sih cost skarng kn bnyak kjahtn2 yg merajalela, tp ya systemny hrus d ubah dgn benar2 meneliti itu target oprasi ataw bkn...supaya gak trjadi salah sasaran ky dulu..., apa lgi skarang bkn cma kriminal yg bnyak tattoo pkerja seni and orang g bnyak tingkah pd bnyak yg pake tattoo...

    ReplyDelete
  47. Wihh sadis banget gan, jangan sampeklah kejadian seperti ini terulang lagi.

    ReplyDelete
  48. sekarang diakui oleh penguasa masa itu sebagai Shock Therapy terhadap tindak kejahatan

    ReplyDelete

Link Video Youtube, Mohon Review...tks
Silahkan di Like jika suka atau Dislike jika tidak suka.
Lihat disini : https://www.youtube.com/user/Gulagola/videos
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAA ..